Di dalam Al-Qur’an
kata yang bercabang (اشتفاق)
dari kata حال ada 14 kata dan tidak ada satupun yang
berbentuk kata mustahil (مستحيل).
Empat belas kata tersebut adalah حال, حولها, حولك, حولكم, حولهم, حولا, حيلة, تحويلا, يحول, حيل, حول,
الحول,حولين, حوله dan tersebut di 25 tempat. Pertama; kata حال terdapat di
surat Hud (11: 43) berarti menghalangi بينهما
الموج فكان من الغرقينوحال . Kedua,
kata يحول terdapat pada surat al-Anfal (8: 24) بين المرء وقلبهيحول
yang mempunyai arti membatasi. Ketiga, kata حيل
terdapat pada بينهموحيل
surat Saba’(34: 54), mempunyai arti dihalangi. Keempat, kata حول berarti sekeliling, terdapat didua tempat, yaitu pada
ayat لنحضر نهم حول حهنمثم
surat Maryam (19: 68) dan العرش
حول من
حافّين surat Az-Zumar (39: 75). Kelima dan keenam,
kata الحول
dan حولين masing-masing berarti tahun, yang
terdapat pada الحول الى
متاعا al-Baqarah (2: 240), dan برضعن أو لادهن حولين al-Baqarah (2: 233) . Ketujuh, kata لهحو berarti sekeliling, terdapat di 5
tempat, yaitu pada ماحوله أضاءت
فلما al-Baqarah (2: 17), لنرية
الذى بر كناحوله al-‘Isra’ (17: 1), قال
حوله لمن
al-Syu’ara (26: 25), قال
للملاحوله al-Syu'ara' (26: 34) dan ومن حوله الذين يحملون العرش GaFIR (40: 7). Kedelapan, sampai kesembilan
berarti sekeliling, yaitu حولها di tiga tempat; yakni pada ولتنذر أم القرى ومن حولها an-Naml (27: 8); kata حولك pada ayat لانفضوامن
حولك Ali-Imran (3: 159); kata حولكم dua tempat di وممن
حولكم at-Taubah (9: 101) dan ماحولكم من القرى al-Ahqaf (42: 27); kata حولهم dua tempat pada ومن حولهم الآعراف من al-Taubah (9: 120) dan ويتخظف الناس من حولهم al-'Ankabut (29: 67). Kedua belas,
kata حولا
berarti perpindah, terdapat pada لايبغون عنها حولا al-Kahfi (18: 108). Ketiga belas
kata حيلة bermakna berdaya
upaya, yaitu terdapat pada لايستطيعون حيلة al-'Nisa' (4: 98). Keempat belasa,
kata تحويلا
berarti memindahkan dan perubahan, yaitu terdapat di dua tempat pada ولاتحويلا فلايملكون كشف الضر عنكم al-'Isra'
(17: 56) dan ولاتجد
لسنا تحويلا al-'Isra' (17: 77) serta تحويلا
ولن تجدلسنة الله Fathir (35: 43).
Mustahil menurut
ahli ilmu Tauhid/kalam adalah "sesuatu yang tidak mungkin wujud (ada) nya
= والمستحيل هو
الذى لايمكن وجوده = , sebagai kebalikan dari wajib (sesuatu yang tidak mungkin
'adam (tidak ada). Sedang pertengahan antara mustahil dan wajib adalah ja'iz
(sesuatu yang mungkin wujud (ada) dan mungkin 'adam (tidak adan). Jadi kata wajib,
mustahil dan ja'iz adalah merrupakan kata sifat atau fa'il
(pelaku atau sesuatu yang) pasti adanya, tidak mungkin adanya dan mungkin ada
mungkin tidak. Sedangkan kepastian adanya, ketidak mungkin ada kemungkinan ada
dan tidak ada itu menurut istilah ulama mutakalimin adalah Wajib (الوجوب), Muhal (المحال)
dan Jawaz (الجواز).
Namun kata muhal
di kalangan Ulama Fiqh tidak sama dengan ulama Kalam. Kata muhal 'alaih berasal
dari hawalah (الحوالة)
yanf berarti pelimpahan piutang. Jadi muhal 'alaih berarti seseorang
yang dipindahkan kewajiban bayar hutangnya kepada muhtal (seseorang yang
dipindahkan penagihan hutangnnya kepada muhal 'alaih), sedang yang memindahkan
hak dan kewajibannya penagihan dan pembayaran hutang ini disebut muhil.
أركانها سنة محيل ومحتال ومحال عليه ودينان للمحتال على المحيل ودين
للمحيل على المحال علسه وصيغة
Kata mustahil
menurut ulama fiqh juga berbeda dengan mustahilnya ulama kalam. Mustahil
dalam ilmu fiqh adalah sesuatu yang berubah dari sesuatu keadaan kepada keadaan
yang lain. Contohnya di dalam bab najis maitah (bangkai) najis yang dimakan
ikan kemudian telah menjadi daginf ikan (telah mustahil) tidaklah najis lagi,
bahkan halal dimakan. Khamr (arak) yang telah mustahil (berubah) menjadi cuka
hukumnya, menjadi suci dan halal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar