Hari
ini adalah hari pertamaku kuliah di salah satu perguruan tinggi negri di
Jakarta, melangkah pergi dari kosan menuju kampus tak terbesit dipikiranku apa
yang kan ku lakukan nanti??? Melewati gerbang kampus, jantungku berdetak
kencang tak mengerti apa yang ku rasakan senang atau sedih, bahagia atau
gelisah semua yang ada dipikiranku bercampur aduk tak tahu harus bagai mana. Berjan
dan terus berjalan menuju ruangan yang telah di tentukan sebagai tempet belajarku
di kampus ini.
Entatah
mengapa ketika ku masuk ruangan, semua pandangan mata menatap kepadaku serasa
ingin memakan ku saja, entah mengapa pendangan semua orang seperti ingin
memekan ku. Ku kuatkan hati dan terus maju kedepan melangkah perlahan tapi
pasti. Ku coba memandang ruangn itu dan mencari-cari adakah tempat yang kosong
yang kelak bisa ku tempati. Berjalan perlahan ku menuju sudut ruangan itu dan
menemukan bangku yang kosong tuk ku duduki.
Seakan
tidak ada keraman di dalamnya ku sendiri terbesi dan termenung entah apa yang
harus ku lakukan. Memandang temen-teman baruku dari belakang ku meresa mereka
sudah akrab satu sama lainya dan terbesit dipikiranku bahwa mereka dahulunya
satu sekolah dan bersama-sama masuk perguruan tinggi negri ini. Sedangkan aku
hanya sendiri dari tempatku belajar dahulu melah kebenyakan temanku tidak
lanjuk meneruskan studynya.
Tak
terasa pelajaran pertama ku di perguruan tinggi dimulai dan berakhir
dengan cepat, ku ingin sekali mencoba
menegor salah satu temanku yang kurasa cukup asik namun, ku tak sanggup tuk
mengatakannya, malah ku hanya berjalan keluar meninggalkan ruangan itu. Berjalan
menuruni anak tangga ku sendirian menuju kantin yang ada di lantai dasar
fakultas ku.
Duduk
sendiri di halaman kanti fakultas sambil meninum secangkir kopi ditemani
sebatang rokok sambil memikirkan cara tuk berkomunikasi dengan teman-teman
baru. Cukup lama ku berfikir dan termenung tak sadar bahwa ada yang memanggilku
dari belakang, wajahnya cukup familiyar di benakku dia adalah salah satu teman
fakultasku yang baru.
Kami
bercanda gurau satu sama lain tak terasa dia sudah menjadi teman ku dalam
mengobrol dialah Sigit asal Pati. Dia sama seperti ku dengan setatus yang sama
namun berbeda, sigi orang yang selalu happy dan tak pernah sekali pun ku
melihatnya bersedih walaupun penampilanya aga norak, namun menurutku inilah
yang disebut naturan, bukan seperti anak-anak kampong yang dari desa ke kota
lalu berpenampilan ala anak gedongan.
Tak
perlu lama, hari demi hari berganti minggu demi minggu ku lewati bulan demi
bulan ku lalui, aku mulai akrab dengan teman-teman satu rruangan tempatku belajar.
Tak terasa pula kami sudah membagi susah maupun senang bersama. Ternyata tak
seperti perkiranku selama ini bahwa kita dapat akrab satu sama lain dengna
orang yang berbeda yang mungkin bisa dibilang berbeda suku dan budaya. Namun kita
tetap bersahabat karane mimiliki satu tujuan yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar