Selasa, 23 Oktober 2012

Mazhab Dalam Hukum Islam


A. Pengertian Mazhab
Menurut bahasa, mazhab berasal dari sighah mashdar mimy (kata sifat) dan isim makna (kata yang menunjukan tempat) yang diambil dari fi’il madly “dzahaba” yang berarti “pergi”. Bias juga berarti al-ra’yu yang artinya “pendapat”.

Sedangkan pengertian mazhab menurut istilah, adalah:
  1. Menurut Said Ramadhany al-Buthy, mazhab adalah jalan piker (paham/pendapat) yang ditempuh oleh seseorang mujtahid dalam menetapkan suatu hokum Islam dari Al-Qur’an dan Hadits. 
  2. Menurut K.H.E Abdurahman, mazhab dalam istilah Islam berarti pendapat, paham atau aliran seseorang alim besar dalam Islam yang digelari Imam seperti mazhab Imam Abu Hanifah, mazhab Imam Ahmad Ibn Hanbal, mazhab Imam Syafi’I, mazhab Imam Malik dan lain-lain. 
  3. Menutut A. Hasan, mazhab adalah sejumlah fatwa atau pendapat-pendapat seorang alim besar dalam urusan agama, baik dalam masalah ibadah ataupun lainnya.
Jadi, mazhab adalah pokok alirran atau dasar yang digunakan oleh Imam Mujtahid dalam memecahkan masalah, atau mengistimbatkan hokum Islam.

Pada masa Tabi’-tabi’in yang dimulai pada abad kedua Hijriah, kedudukan ijtihat dalam istimbat hukum semakin bertambah kokoh dan meluas, sesudah masa itulah muncullah mazhab-mazhab dalam bidang hukum Islam, baik dari golongan Ahl al-Hadits, maupun dari golongan Ahl al-Ra’yi.

Dikalangan jumhur pada waktu itu muncullah tiga belas mazhab, yang berarti pula lahirnya tiga belas mujdtahid. Namun hanya sembilam mazhablah yang paling popular kali itu. Merekalah yang dikenal sebagai peletak ushul dan manhaj (metode) fikih adalah:
  1. Imam Abu Sa’id al-Hasan bin Yasar al-Bashry (wafat 110 H). 
  2. Imam Abu Hanifah al-Nu’man bin Tsabit bin Zautha (wafat 150 H). 
  3. Imam al-Auza’iy Abu Amr Abd. Rahman bin ‘Amr bin Muhammad (wafat 157 H). 
  4. Imam Sufyan bin Sa’id bin Masruq al-Tsaury (wafat 160 H). 
  5. Imam al-Laits bin Sa’ad (wafat 175 H). 
  6. Imam Malik bin Anas al-Ashbahy (wafat 179 H). 
  7. Imam Sufyan bin Uyainah (wafat 198 H). 
  8. Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’I (wafat 204 H). 
  9. Imam Ahmad bin Hanbal (wafat 241 H).
Munculnya mazhab-mazhab tersebut, menunjukkan betapa majunya perkembangan hokum Islam pada waktu itu. Hal ini disebabkan oleh tiga factor yang sangat menentukan bagi perkembangan hukum Islam setelah wafatnya Rasulullah SAW, yaitu:
  • Semakin luasnya daerah kekuasaan Islam, mencakup wilayah-wilayah di semenanjung Arab, Irak, Mesir, Syam, Persia dan lain-lain.
  • Pergaulan kaum Muslim dengan bangsa yang ditaklukannya. 
  • Akibat jauhnya Negara-negara yang ditaklukan itu dengan ibu kota Khilafah (pemerintah) Islam, membuat para gubernur, para hakim dan para ulama harus melakukan ijtihad guna memberikan jawaban terhadap permasalahan dan masalah-masalah yang baru yang dihadapi.
Perkembangan mazhab-mazhab itu tidaklah sama. Ada yang mendapat sambutan dan memiliki pengikut yang mengembangkan serta meneruskannya, namun adakalanya suatu mazhab kalah pengaruh oleh mazhab-mazhab lain yang dating kemudian, sehingga pengikutnya menjadi syurut.
Inilah empat mazhab yang masih berkembang dan diikuti sampai sekarang oleh umat Islam, yaitu:
  1. Mazhab Hanafi, pendirinya Imam Abu Hanifah. 
  2. Mazhab Maliki, pendirinya Imam Malik. 
  3. Mazhab Syafi’I, pendirinya Imam Syafi’i. 
  4. Mazhab Hanbali, pendirinya Imam Ahmad bin Hanbal.
Adapu factor-faktor yang menyebabkan empat mazhab ini masih ada sampai sekarah menurut Khudhari Bek, adalah:
  1. Pendapat-pendapat mereka dikumpulkan dan dibukukan. Hal ini tidak terjadi pada ulama salaf. 
  2. Adanya murid-murid yang berusaha kerras menyebarluaskan pendapat mereka, mempertahankan dan membelanya. Mereka dalam organisasi sosial dan pemerintah memiliki kedudukan yang menjadi pendapat itu berharga. 
  3. Adanya kecendrungan jumhur ulama menyarankan agar keputusan yang diputuskan oleh hakim harus berasal dari suatu mazhab, sehingga dalam berpendapat, tidak ada dugaan yang negatife, karena mengikuti hawa nafsu dalam mengadili. Hal ini hanya tidak akan dapat terjadi bila tidak terdapat mazhab yang pendapat-pendapatnya dibukukan.
B. Macam-Macam Mazhab
Dalam hukum Islam, mazhab-mazhab dapat dikelompokan kepada:
  1. Ahl al-Sunnah wal al-Jama’ah.
    a.       Ahl al-Ra’yi.
    Mazhab ini lebih banyak menggunakan akal (naluri) daripada nash dalam berijtihad.
    b.      Ahl al-Hadits.
    Mazhab ini lebih banyak menggunakan nash dalam berijtihad daripada menggunakan akal, yang penting hadits yang digunakan shahih.
  2. Syi’ah.
    a.       Syi’ah Zaidiyah.
    Adalah pengikut Zaid bin Ali Zain al-Abidin.
    b.      Syi’ah Imamiyah.
    Mazhab ini disebut juga dengan Mazhab Syi’ah Itsna Asyariyah (Syiah Dua belas), karena mereka memiliki 12 orang Imam, yaitu:
    1)      Ali bin Abi Thalib
    2)      Al-Hasan
    3)      Al-Husain
    4)      Ali Zain al-Abidin
    5)      Muhammad al-Baqir
    6)      Ja’far al-Shadiq
    7)      Musa al-Kazhim
    8)      Ali al-Ridha
    9)      Muhammad al-Jawwad
    10)  Ali al-hadi
    11)  Al-hasan bin Muhammad al-Askari
    12)  Muhammad al-Mahdi al-Muntazhar
  3. Khawarij. 
  4. Mazhab-mazhab yang telah musnah.
    a.       Abu ‘Amr Abd Rahman bin Muhammad al-Auza’iy adalah puak dari Dzuk Kala’ di Yaman, atau desa di Damaskus pada jalan pintu di Faradis.
    b.      Abu Sulaiman Daud bin Ali bin Khalaf al-Ashbahami yang terkenal dengan al-Zhahiry, dilahirkan di Kufah pada tahun 202 H.
    c.       Abu Ja’far bin jarir al-Thabary, dilahirkan tahun 224 H dan wafat di Baghdad tahun 320 H. beliau terkenal sebagai seorang mujtahid, sejarah dan ahli tafsir.
    d.      Abu al-Harits al-Laitsi bin Sa’ad al-Fahmy, wafat tahun 174 H. beliau terkenal sebagai ahli Fikih di Mesir.
C. Pengertian Perbandingan Mazhab dan Ruang Lingkup Pembahasannya
Perbandingan mazhab dalam bahasa Arab disebut Muqaranah al-Mazahib. Kata Muqaranah  menurut bahasa, berasal dari kata kerja yang berarti mengumpulkan, membandingkan dan menghimpun.
Menurut istilah ulama Fikih Islam Perbandingan Mazhab adalah mengumpulkan pendapat para Imam Mujtahidin dengn dalil-dalilnya tentang suatu masalah yang diperselisihkan padanya, kemudian membandingkan dalil-dalil itu sama lainnya agar Nampak setelah dimunaqasyahkan pendapat mana yang terkuat dalilnya.

Jadi, Perbandingan Mazhab adalah ilmu pengetahun yang membahas pendapat-pendapat fuqaha’ beserta dalil-dalinya mengenai berbagai masalah, baik yang disepakati, maupun yang diperselisihkan dengan membandingkan dalil masing-masing yaitu dengan cara mendiskusikan dalil-dalil yang dikemukakan oleh mujtahid untuk menemukan pendapat yang paling kuat dalilnya.
Adakun ruang lingkup pembasan Perbandingan Mazhab adalah:
  1. Hukum-hukm amaliyah, baik yang disepakati maupun yang masih diperselisihkan oleh para Mujtahid. 
  2. Dalil-dalil yang dijadikan dasar oleh para Mujtahid, baik dari Al-Qur’an dan al-Sunnah, atau dalil-dalil lain yang diakui Syara’. 
  3. Hukum-hukum yang berlaku di Negara, tempat muqari hidup, baik hukum Nasional maupun hukum Internasional.
Sedik bias diambil benang merah mengenai Perbandingan Mazhab bukanlah masalah yang mudah, disamping harus mengetahui dalil-dalil yang dipedomani Mujtahidin, juga harus mengetahui cara mengistimbatkan hukum.

D. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Perbandingan Mazhab
Adapun tujuan mempelajarinya, yaitu:
  1. Untuk mengetahui pendapat-pendapat para Imam Mazhab dalam berbagai masalah yang diperselisihkan hukumnya disertai dalil-dalil atau alasan-alasan yang dijadikan dasar bagi setiap pendapat dan cara-cara istinbath hukum dari dalilnya oleh mereka. 
  2. Untuk mengetahui dasar-dasar dan qaidah-qaidah yang digunakan setiap Imam Mazhab dalam mengistimbath hukum dari dalil-dalilnya, dimana setiap Imam Mujtahid tidak menyimpak dari dalil Al-Qur’an dan al-Sunnah. 
  3. Dengan pengertian diatas, akan timpul rasa saling menghormati dengan yang berbeda pendapat.



Sumber:
Pengantar Perbandingan Mazhab, Ctk. IV, Ciputat, Gaung Persada (2011), Prof. Dr. Huzaemah Tahido Yanggo, MA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar