Rabu, 08 Oktober 2014

Ibadah Haji dan Momentum perdamain Dunia

Nasaruddin Umar
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama RI
Pendahuluan
Salah satu tempat utama yang dikunjungi ketika berhaji adalah Ka’bah. Ketika Allah Swt mendeklarasikan sebuah rencana besar untuk menciptakan makhluk yang kelak menjadi khalaifah, para malaikat serentak bertanya kepada Allah, “Ya Allah, mengapa Engkau menciptakan manusia, bukankah mereka kelak akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah?” Seketika itu Alla menjawab, “Aku lebih tau dari yang kalian ketahui.” Kisah ini diabadikan dalam QS. Al-Baqarah [2]: 30 berikur:

Meniti Kesufian Menuju Baitullah



Said Aqil Siradj
            Seluruh serimoni haji sesungguhnya merupakan napak tilas perjalanan Nabi Ibrahim. Ibrahim bukan hanya Bapak Tauhid yang ditugaskan membersihkan Rumah Tuhan dari kemusyrikan, tetapi juga sebagai teladan (matsal al-a’al) dari seorang manusia yang memilih untuk berangkat menuju Tuhan.
            Dengan meneladani Ibrahim, lihatlah saudara-saudara kita, tanpa peduli usia dan kesehatan, untuk sementara waktu mengabaikan kesibukan dan pekerjaan, tanpa menghiraukan keluarga dan kawan-kawan, meninggalkan Tanah Airnya, berangkat menuju Baitullah.
            Inilah syarat yang harus dipenuhi oleh semua orang yang kembali kepada Tuhan. Perjalan menuju Tuhan harus dimulai dengan meninggalkan segala dosa dan kemaksiatan. Lihatlah jamaah haji yang harus mandi sebelum menggunakan kain ihram, sungguh mereka yang hendak berangkat menuju Tuhan harus harus membersihkan diri dari segala kenistaan yang mereka lakukan, baik dalam sunyi senyap maupun dalam hirup-pikuk, baik dalam temaram sinar lampu maupun yang benderang.